Petani merupakan profesi bercocok tanam di lahan sendiri dan mempunyai keahlian untuk melakukan budidaya. Petani yang sukses akan memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu menghasilkan produksi yang berkualitas dan memberikan hasil untuk dijual sehingga kelangsungan hidup tetap berjalan. Petani adalah profesi yang sangat strategis yang saat ini sudah tidak banyak lagi jumlah petani yang bertahan dengan adanya arus urbanisasi sehingga lahan yang ditinggal banyak terbengkalai.
Pengalaman Untuk Hasil Berlimpah
Bertani biasanya banyak digeluti oleh pria, dan harus memiliki pengalaman yang mumpuni untuk melakukan budidaya. Karena pada saat sekarang banyak lulusan perguruan tinggi dengan gelar strata satu (S1) namun dalam praktek dilapangan sangat kurang cermat dan smart untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat. Karena kekurangan kesempatan dengan pengetahuan dasar untuk bertani. Sesuatu profesi membutuhkan pengalaman, dan pengalaman untuk menghadapi beberapa tantangan dalam proses penanaman sampai pada saat panen. Seperti contoh untuk menurunkan resiko gagal panen dan trik jitu untuk meminimalisir hama dan cara melakukan antisipasi cuaca yang tidak menentu. Jadi strategi inilah yang harus didapat oleh para petani muda baru dengan bergelar S1.
Petani Sebagai Pemilik Lahan
Sebagai pemilik tentu petani yang akan melaksanakan semua proses bertani, mulai dari bibit, pengendalian hama, perawatan, pemupukkan, hingga sampai panen. Untuk pemasaran petani juga harus bisa memasarkan beras yang mereka tanam kepada konsumen dengan jenis beras yang disukai oleh pasar. Semua aktifitas ini harus siaga dan siap selalu, jangan lengah. Misalnya, saat yang tepat untuk pemupukan, keperluan air untuk tanaman padi, serta harus menjaga kondisi tanaman tetap tumbuh dengan baik dan pemberantasan hama dengan menggunakan obat yang tepat.
Jika panen berlimpah merupakan suatu projek yang berhasil dilakukan oleh petani, dimana dia mampu melakukan budidaya tanaman sehat dengan menggunakan semua pengalaman dan tenaganya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Strategi ini yang harus dipelajari bagaimana bisa membaca setiap ritme dan kondisi dilapangan harus berjalan dengan baik serta seimbang.
Petani harus melihat peluang yang ada dengan cara mendekatkan diri kepada konsumen langsung. Kadangkala petani terlibat dengan tengkulak yang selalu menghambat kemakmuran para petani. Terutama hasilnya dibeli dengan sistim ijon, tanaman belum panen tetapi sudah dibayar dimuka. Hal ini menjadi kelemahan para petani karena keterbatasan pemikiran dalam pemasaran dan masalah klasik yaitu ekonomi. Selalu melakukan update informasi mengenai harga di pasaran, sehingga hasil yang dijual benar sesuai keinginan pasar dan diserap penuh oleh konsumen. Jangan libatkan pihak lain untuk melakukan budidaya, dan langsung dijual kepada konsumen. Jika petani mampu menghapus cara ini maka akan meningkatkan nilai tambah dengan harga yang pantas. Jadi harus mempunyai networking yang cukup baik antara petani dan konsumen.
Zaman sekarang sudah menggunakan teknologi untuk memasarkan produk. Apapun dapat dilakukan secara konvensional atau online. Petani sekarang harus diberikan pengetahuan tambahan dalam bidang pemasaran dengan adanya keterampilan dalam berkomunikasi dengan pihak luar, terutama penggunaan perangkant internet untuk pemasaran yang dimaksud. Tentu hal ini tidak mudah diterapkan karena keterbatasan dari pengetahuan, membutuhkan beberapa sumber daya tambahan yang kadang petani harus melakukan prioritas lain untuk kebutuhan. Tidak semua petani melakukan hal itu, sekarang sudah banyak para enterpreneur muda berbasis teknologi informasi memanfaat peluang ini dengan melakukan kerjasama kepada petani, tentunya dengan beberapa kriteria tambahan seperti bagi hasil atau persentase tertentu untuk pemasaran. Pada saat sekarang sudah mulai merambah ke tingkat petani dengan mesukseskan program petani berdasi yang mayoritas anggotanya adalah lulusan S1 yang sudah mulai jenuh dengan rutinitas sebagai karyawan kantoran. Jadi, kondisi cermat dan smart harus diterapkan untuk memberi nilai lebih dari pertani konvensional ke petani berbasis teknologi. Bukan hanya cermat dan smart saja, tetapi juga menguasai teknologi.
Selanjutnya:
No comments:
Post a Comment