Translate

Monday, July 25, 2016

Tata Cara Menanam Padi Yang Baik dan Benar

Tata cara menanam padi baik dan benar akan memberikan hasil maksimal bagi petani. Cara yang terpelajar dan berkesinambungan tentu perlu dipelajari dan disimak mulai dari A-Z. Progam ini selalu disiapkan oleh para petani sehingga dipihak pemerintah menyempurnakan dengan memberikan penyuluhan pelengkap. Berikut kami berikan penjelasan bagaimana cara menanam padi yang baik dan benar.



1. Tahap Persiapan.


Tahap yang paling awal dan harus disiapkan agar rencana mendapatkan hasil maksimal dari penanaman padi ini. Alur yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut.

 

a. Memilih Tempat Persemaian Padi.


Tempat adalah merupakan langkah awal untuk memulai menanam padi. Beberapa kriteria untuk mencari tempat persemaian padi dari bibit terbaik yang akan tanam.

- Tanah subur, mengandung humus, serta gembur.
- Kondisi tanah harus terbuka, tidak terlindungi oleh pohon agar sinar matahari diterima secara total dan penuh.
- Sumber air yang cukup untuk persemaian, sebab persemaian benih membutuhkan air.
- Luas yang cukup luas untuk persemaian. Bertujuan untuk agar bibit padi yang disemai dibuat memencar agar untuk proses angkut benih tidak mengeluarkan biaya yang besar.

 

b. Persiapan Lokasi Penanaman.


Persiapan lokasi penanaman dipersiapkan dengan waktu kurang dari 50 hari sebelum tanam. Keseriusan untuk persiapan lokasi harus dilakukan agar ketersediaan unsur hara penting cukup. Persemaian ini tergantung pada jenisnya termasuk basah dan kering.

- Persemaian Basah.

Persemaian basah harus dipilih lokasi tanah sawah yang harus subur. Rumput liar dan jerami yang masih ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian sawah dialiri cukup air sehingga kondisi tanah sawah menjadi lunak, rumput yang tumbuh akan mati, serta serangga yang ada juga akan mati dengan melakukan pengolahan tanah.

Kondisi tanah sudah cukup lunak akan dibajak agar kondisi tanah halus dan gembur.  Saat inilah petakan sawah dirapikan dan pematang dibersihkan. Ukuran stadar luas persemaian sebenarnya tergantung dari jumlah petakkan yang akan dibibitkan. Sebagai contoh, jika sawah yang akan anda tanam sekitar 1 Ha, maka luas persemaian sekitar 500 m², dimana padi yang dibutuhkan untuk setip 1 m² sekitar 75 gr. Total keseluruhan 40 Kg.

- Persemaian Kering.

Prinsip yang sangat sama dengan persemaian basah, tetapi akan dibentuk bedengan untuk proses penanaman, dengan kualifikasi tinggi-lebar-panjang :20cm-120cm-500cm. Antara bedengan inilah dibuat tempat persemaian, jaraknya sekitar 30 cm. Kegunaannya adalah untuk kepraktisan persemaian, pemupukkan, pengairan, penyiangan, pengambilan benih, serta penyemprotan hama.

 

c. Persemaian Bibit Padi.


Memilih benih juga harus dilakukan agar mendapat bibit yang berkualitas. Tentu para petani sudah mengetahui bagaimana seharusnya dilakukan. Caranya adalah dengan meredam bibit pada air untuk memastikan bibit padi memang bernas dan berkualitas. Waktu yang dibutuhkan +/- 24 jam, kemudian bibit tersebut dibungkus menggunakan daun pisang dan karung, biarkan selama +/- 8 Jam.

Persemaian sudah siap dilakukan disebar dikeseluruhan tempat pembenihan. Agar merata disetiap sudut dan tidak terlalu jarang. Apabila penyemaian terlalu rapat akan menghasilkan benih tumbuh kecil dan kurang kuat pada waktu ditanan. Apabila terlalu jarang tumbuh benih juga tidak merata.

 

d. Perawatan Persemaian.


- Pengairan/Irigasi Air.

Persemaian basah, saat bulir padi ditaburkan dan telah digenangi oleh air +/- 24 Jam setelah itu dikeringkan. Genangan air ini berguna agar bulir padi yang telah disebar tidak berkelompok satu tempat tetapi menyebar merata. Kegunaan lain pengeringan ini adalah agar bulir padi tidak busuk dan mempercepat proses pertumbuhan benih.

Persemaian kering, sistim pengariran dengan cara rembesan. Air dialirkan ke solokkan diantara bedengan, sehingga volume air dibedengan selalu mendapatkan air dan benih tumbuh tanpa kekurangan air. Jika pertumbuhan benih telah cukup tinggi, air yang dialirkan tergantung dari situasi dan kondisi. Apabila kondisi bedengan telah ditumbuhi rumput atau gulma maka air segera dialirkan ke bedengan. Apabila tidah ada rumpur atau gulma maka air tidak perlu dialirkan.

- Pengobatan dan Pemupukkan.

Pengobatan dilakukan pada persemaian perlu dilakukan dengan insektisida selama 2 kali setelah benih berumur 10 hari dan setelah benih berumur 17 hari.

Pemupukkan dilakukan pada tergantung dari kebutuhan, apabila petani ingin mendapatkan hasil yang cukup baik dengan ketersediaan humus dan unsur hara tanah dianjurkan menggunakan pupuk kandang yang sudah dicairkan dengan air dan dialirkan area penanaman benih.


 

2. Pengolahan Lokasi Tanam.


 

a. Cara Mengolah.


Lokasi tanam sudah diolah dan dipersiapkan sejak dua bulan sebelum benih ditanam. Aplikasinya dapat dilakukan dua cara yaitu dengan menggunakan mesin atau membajak secara tradisional.

- Pengolahan secara tradisional menggunakan tenaga manusia dan hewan. Untuk pengolahan tanah dipersiapkan alat seperti cangkul, sabit, dan alat umumnya dilakukan di sawah Jika melakukan pembajakkan sawah menggunakan tenaga hewan seperti sapi atau kerbau.

- Pengolahan secara modern menggunakan mesin seperti traktor mini yang dapat dapat berkerja sendiri dan mempercepat waktu pengolahan tanah.

Tips.

Anda dapat membandingkan biaya yang dikeluarkan jika melakukan pengolahan tanah secara tradisional dan modern. Jika banyak hemat biaya maka lakukan yang terbaik untuk melakukan pengolahan.

 

1. Tahap pembersihan.


Tahap paling awak adalah membersihkan lokasi tanam dari sisa jerami, rumput, atau gulma. Dikumpulkan dan dapat dijadikan kompos. Jangan dibakar akan berakibat zat nitrogen yang terkandung akan hilang sehingga jika pada saat penanaman nanti unsur nitrogen tersebut kurang dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat.

 

2. Penataan.


Lokasi tanam atau sawah harus ditata dan dilakukan pencangkulan dan harus digenangi oleh air. Tujuannya adalah agar kondisi lunak dan rumput agar cepat membusuk. Pekerjaan penataan ini dilakukan untuk membersihan pematang yang bocor atau merapikan.

 

3. Pengolahan Tanah.


Pengolahan tanah atau bajak sawah harus digenangi air sebelumnya. Pengolahan tanah ini dimulai dari tepi pematang sawah atau dari posisi tengah dengan kedalaman maksimal 20 cm. Tujuannya adalah mematikan pertumbuhan rumpay dan membenankan kedalam tanah yang akan menjadi pupuk organik. Penambahan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Lakukan hal ini agar semua komponen pupuk menyatu dengan tanah secara merata. Setelah pengolahan tanah selesai selama 5-7 hari akan terjadi pembusukan sisa tanaman tadi dan proses penyatuan tanah dengan komponen pupuh sudah mulai menyatu dengan sempurna.

 

4. Penggaruan.


Pada saat diggaru jumlah genangan air dikurani. Cukup untuk membasahi bongkahan tanah saja. Lakukan berulang kali sehingga sisa rumput terbenam didasar tanah dan kurangi perembesan air.

Setelah kegiatan penggaruan ini selesai, lokasi tanam benih atau sawah digenagi kembali dengan masa 7-10 hari. Lakukan beberapa kali pengolahan tanah/bajak sawah yang kedua kalinya. Agar kondisi tanah menjadi rata, pupuk dasar disatukan dengan tanah sawah dan dibenamkan, sehingga terjadi penyatuan dengan sempurna.

 

3. Tanam Bibit.


Tahap pemeliharaan.

Penanaman bibit dilakukan setelah pencabutan bibit pada tempat persemaian. Bibit sudah berumur 25-40 hari dengan jumlah helai daun sekitar 5-7 helai. Sebelum bibit ditanam, lokasi sawah sudag digenangi air agar tanah tetap lunah pada saat pencabutan.

Cara yang terbaik adalah dengan 5-10 batang bibit dipegang dengan satu kali tarikan. Harus berhati-hati agar tidak putus. Adapun ciri bibit yang terbaik adalah:

- Umur kurang dari 40 hari.
- Tinggi sekitar 25 cm.
- Jumlah daun sekitar 5-7 helai.
- Batang kuat dan besar.
- Sehat, dan bebas dari hama serta penyakit.

Bibit yang sudah dicabut, diikat dengan satu ikatan untuk memudahkan proses angkut. Harus segara dilakukan penanaman, jangan sampai dilakukan keesokan harinya. Proses penanaman padi sudah dimulai dengan posisi 20x20 cm, tujuannya untuk memudahkan proses pemeliharaan termasuk pemupukkan, penyiangan gulma, memperlancar proses fotosintesis lebih sempurna, dan mendapatkan zat makanan secara merata untuk semua benih yang ditanam.

Petani melakukan penanaman dengan posisi mundur dengan posisi kedua tangan sudah siap dengan memegangan bibit dan penanaman. Setiap lubang berisi 2-3 batang dengan kedalaman sekitar 4 cm. Posisi bibit harus tegak lurus. Bibit yang ditanam tidak terlalu dalam dan dangkal. Jika terlalu dalam akan memperlambat pertubuhan akar dan cabang anakan akan berkurang. Jika terlalu dangkal akan mudah dihanyutkan oleh air serta mudah sekali tumbang.

Tips.

Bibit yang ditanam harus mempunyai kedalaman yang standar. Agar bibit tersebut dapat tumbuh sempurna dan mendapatkan hasil panen yang maksimal.

 

4. Perawatan Tanaman.


 

a. Irigasi atau Pengairan.


Air merupakan syarat mutlak untuk penanaman padi. Air merupakan faktor penting dan harus mendapatkan perhatian penuh. Mulai tahap inilah faktor penentu untuk mendapat hasil panen yang maksimal. Pengairan didapat dari aliran sungai yang banyak mengandung unsur hara tambahan bagi tanaman serta memaksimalkan kesuburan tanah. Jika air berasal dari mata air kurang baik bagi tanaman padi, sebab kondisi air jernih tidak mengandung unsur lumpur yang kurang baik untuk pertumbuhan padi.

Air memasuki petakan sawah yang mengaliri dengan saluran sekunder. Setelah cukup maka saluran ini dapat ditutup, jika berkurang dapat dibuka kembali. Menjaga agar genangan air masuk sempurna dipetakkan sawah, petani jangan lupa membuat saluran pembuangan. Pemasukan air serta pembuangan air tidak boleh dibuat lurus, dimaksudkan agar air dapat mengitari sawah keseluruhan agar lumpur yang terbawa oleh air dapat mengendap sempurna dilokasi tanah.

Ketinggian air harus diperhatikan, apabila air sudah mengairi sawah harus cermat melihat keadaan ini:

- Kondisi tanaman berumur 0-8 hari ketinggian air 5 cm.
- Kondisi tanaman berumur 8-45 hari ketinggian air 10-20cm.
- Kondisi tanana sudah terbentuk bulir padi dan menguning air dapat ditambah dengan maksimal ketinggian 25 cm. Setelah itu dikurangi secara berkala.
- Sebelum panen sekitar 10 hari kondisi sawah sudah kering sama sekali, agar semua tanaman masak sempurna secara keseluruhan.

 

b. Tahap penyiangan dan sulaman.


Beberapa waktu setelah tanam, petani akan selalu menperhatikan kondisi bibit. Apabila kondisi pertumbuhannya tidak maksimal, harus diganti dengan bibit yang sama. Proses penggantian tidak boleh melewati waktu 10 hari. Istilah ini disebut dengan tahap sulaman.

Proses yang bersamaan juga menyiangi tanaman rumput atau gulma yang tumbuh disela-sela tumbuhan padi. Jika tidak dilakukan penyiangan akan menghambat pertumbuhan karena unsur-unsur penting akan diambil oleh gulma tersebut. Proses ini dilakukan dua kali setelah bibit berumur 3 minggu dan selanjutnya pada bibit berumur 6 minggu.

 

c. Tahap Pemupukkan.


Tahap pemupukkan juga penting dilakukan agar ketersediaan unsur-unsur tersebut selalu ada pada masa pertumbuhan benih. Untuk tanaman pada ada beberap pupuk yang selalu digunakan petani untuk memaksimalkan pertumbuhan padi, antara lain:

- Pupuk alami, sebagai pupuk dasar untuk awal penanaman. Proses pemberiaanya pada umur 7-10 hari sebelum penanaman benih. Sebagai contoh pupuk kandang (umunya dari kotoran sapi), pupuk hijau, atau kompos. Untuk 1 Ha luas tanam sekurangnya 10 ton.

- Pupuk buatan sesudah penanaman benih, sebagai contoh Urea/ZA, TS/DS. dan ZK. Manfaat pemberian pupuk ini adalah:

Urea/ZA : Mempercepat tumuh anakan, menyuburkan tanah, mempercepat proses tumbuh, dan meningkatkan ukuran bulir padi.

TS/DS : Mempercepat tanaman tumbuh, merangsang tanaman untuk proses pembungaan dan pembentukkan bulir padi, dan percepat padi untuk cepat dipanen.

ZK : Pupuk ini untuk ketahanan benih terhadap hama/penyakit, mempercepat benih padi untuk pembuatan zat pati.

 

d. Memberantas Hama/Penyakit.


Pada saat padi sudah mulai menguning, saat inilah banyak hama yang akan menyerang tanaman padi.

Burung : Gunakan orang-orangan sawah untuk mengusir gerombolan buru yang memakan tanaman padi.

Walang Sangit : Hama ini diserang pada waktu padi masih berusia muda. Dapat diberantas dengan melakukan penyemprotan DDT atau rekomendasi dari penyuluh pertanian.

Tikus : Hama ini tentu sangat akrab dengan petani. Apabila jumlahnya besar akan mempengaruhi jumlah padi yang akan dipanen. Tikus dapat diberantas dengan membuat umpan menggunakan jagung dan ketela atau ampas ikan dengan campuran racun. Fokus pemberiaan tidak dekat dengan tanaman padi. Atau secara bergotong royong untuk mencari sarang tikus.

Ulat atau serangga : Proses peneluran ulat atau serangga akan meletakkan di daun padi. Apabila sudah menetas akan memakan daun sebagai sumber makanan. Untuk pemberantasan harus disemprot dengan insektisida, misalnya : Aldrin, DDT, Diazinon, Ebdrin, dan lainnya.
  

Tips.

Memang padi selalu akrab dengan petani. Tetapi alam tidak dapat juga disalahkan karena ada kesalahan yang pernah dibuat oleh petani itu sendiri. Lakukan yang terbaik didalam pertanian, memperbanyak kebaikkan antar sesama, keluarkan sedekah , serta jangan lupa mengeluarkan zakat untuk memperbersih harta yang dimiliki. Semoga panduan dan cara menanam padi yang baik dan benar dapat membantu petani serta mendapatkan hasil yang maksimal dari tanam padi.

No comments:

Post a Comment