Translate

Tuesday, August 2, 2016

Prosedur Menanam Padi Organik Secara Tradisional

Prosedur Menanam Padi Organik Secara Tradisional - Komoditi penting bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia adalah beras. Proses mendapatkan beras petani harus menanam padi yang berkualitas dan menjadi bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari. Tidak hanya beras putih yang ditanam secara konvensional, ternyata beras merah, ataupun hitam dapat ditanam secara organik. Tentunya tidak menggunakan unsur kimia buatan dalam proses budidaya, sehingga hasil yang dihasilkan betul-betul alami dan sangat bermanfaat kepada kesehatan secara keseluruhan.



Ada beberapa prosedur menanam padi secara organik yang dapat menjadi acuan bagi anda atau petani untuk mencoba peruntungan dalam hasil dan manfaat. Langkahnya hampir sama dengan proses penanaman padi secara konvensional tetapi kami akan mencoba menjelasnya lagi.

Read More:

1. Siapkan Bibit.


Bibit yang sehat dan prima tentu disiapkan. Bibit yang disiapkan tentu khusus untuk bibit organik bukan padi konvensional. Kenapa harus dilakukan seperti ini?. Karena fokus penanaman harus organik dimulai dari benih. Lahan sawah dipersiapkan dengan kondisi tanah sudah halus dan mengandung usur hara yang cukup untuk penyemaian. Gunakan alat pertanian seperti cangkul dengan membuat seperti tegalan yang lebih tinggi sedikit agar tempat persemaian tidak terendam air. Proses pembiaran lahan selama 1-2 hari supaya penyatuan unsur hara tanah dengan air dapat menyatu dengan sempurna. 

Setelah jangka waktu yang telah ditetapkan sudah tiba, saatnya penaburan benih dan disemai bersamaan dengan sekam padi yang sudah dibakar (warna abu-abu) ke seluruh lahan semai. Perlu diperhatian penyaluran air kedalam lahan tidak berlebihan akan berdampak kepada benih yang akan disemai. Jika berlebihan benih yang telah disemai akan hanyut dan pertumbuhan tidak merata. 

Setelah tiga minggu benih yang ditanam sudah maksimal pertumbuhannya dan dapat dipindahkan ke lahan utama untuk penanaman. Perhatian proses pencabutannya agar lebih hati-hati supaya akar dan daun padi tidak rusak. 

2. Persiapan Lahan Tanam.


Lahan yang dipersiapkan terlebih dahulu dibajak. Dapat menggunakan mesin atau secara konvensonal dengan sapi atau kerbau. Tujuannya adalah untuk membuat tanah sawah lembut serta bersih dari gulma dan sisa penanaman padi sebelumnya.

Setiap sisi kanan atau kiri sawah bersihkan seperti pematang dan saluran air tetap baik selama proses pengolahan tanah. Untuk menanmbah kondisi lahan menjadi sempurna dapat ditambahkan pupuk kandang yang sudah siap untuk digunakan. Proses ini berlangsung bersamaan dengan proses pencangkulan agar tanah dan pupuk kandang menyatu dengan baik. Setelah merata dengan sempurna istirahatkan lahan selama 3-5 hari sebelum ditanam.


3. Penanaman.


Benih sudah disiapkan dengan cara diikat dan dapat didistribusikan ke lahan yang akan ditanami padi organik. Setelah bibit sudah didistribusian istirahatkan selama satu hari sebelum ditanam agar benih tersebut bisa beradaptasi pada lahan yang baru. 

Untuk membuat penanaman lebih rapi cara yang terbaik adalah dengan cara mundur dan dibantu dengan bambu sebagai acuan dan jarak tanam yang semestinya dilakukan. Jarak yang dianjurkan adalah 20cm. Lakukan proses ini sampai benih tertanam semua.

4. Perawatan.


Perawatan padi organik harus ada perawatan agar tetap tumbuh baik, subur, menghasilkan buah yang banyak, dan berisi. Penyiangan harus dilakukan agar gulma atau rumput liar tidak mengganggu proses pertumbuhan padi. Untuk perawatan jangan menggunakan pupuk kimia, obat kimia, dan sejenisnya. Jika petani dapat menciptakan pupuk organik sendiri dan obat organik sangat dianjurkan sekali, apabila tidak tersedia dapat dibeli di toko pupuk yang menyediakan pupuk organik dengan berbagai merek. Selalu baca takaran atau dosis pemberian pupuk sesuai dengan instruksi pada kemasan.

Masalah hama juga mendapat perhatian. Petani harus selalu monitor pertumbuhan padi. Dalam jangka waktu tertentu harus melakukan pemeliharan dengan pemberian pemberantas hama dari obat organik. Harus sesuai dengan keadaan dan kondisi tanaman, tidak berlebih dan tidak juga berkurang. Proses ini hampir sama pada penanaman padi secara konvensional, pada padi organik menggunakan bahan yang tidak bersentuhan dengan unsur kimia buatan. Biasanya hama yang timbul pada tanaman padi seperti hama wereng.

Untuk hama tikus yang juga dapat mengganggu pertumbuhan padi, petani harus selalu membersihkan pematang dari sarang serta rumput yang menjadi tempat yang disenangi oleh tikus. Apabila sudah menjadi wabah, dapat melakukan pemberantasa tikus secara gotong royong sesama petani beras organik.


5. Panen.


Setelah padi berumur 4 bulan proses panen sudah bisa dilakukan. Ciri padi sudah siap panen adalah kondisi warna sudah menguning, berisi, dan batang sudah mengering.

Proses pemotongan padi dimulai dari pangkal batang padi dengan menggunakan sabit dengan jarak sekitar 20cm. Selalu berhati-hati dalam proses ini agar bulir padi tidak jatuh berserakan. Jika semua pemotongan padi sudah selesai dan proses pemisahan antara padi dan tangkainya dengan menggunakan mesin, maka padi organik sudah siap dikemas untuk proses angkut ke lumbung padi. Proses penjemuran dan seterusnya sampai padi siap digiling untuk memisahkan kulit padi menjadi beras.


Proses penanaman beras organik hampir sama dengan penanaman padi secara konvensional. Hal penting yang dilakukan adalah semua unsur yang berkenaan dengan organik harus menggungakan unsur dari organik pula. Jika petani dapat membuat pupuk organik dan obat organik sendiri dalam bentuk kelompok tani, maka biaya yang dikeluarkan dapat ditekan. Biaya yang tidak tinggi hasilnya sangat memuaskan.


No comments:

Post a Comment